Barbeque.gilatemax.com, JAKARTA — Otoritas penerbangan Amerika Serikat telah merampungkan kajian lingkungan kunci yang membuka jalan bagi SpaceX untuk menggandakan frekuensi peluncuran tahunan Falcon 9 dari Cape Canaveral Space Force Station, Florida.
Federal Aviation Administration (FAA) menyetujui peningkatan jumlah peluncuran dari maksimal 50 kali per tahun menjadi hingga 120 kali peluncuran.
Kajian yang sama juga memberikan lampu hijau pembangunan zona pendaratan booster baru di dalam kompleks, yang dapat menampung hingga 34 pendaratan roket per tahun.
Techcrunch, Jumat (5/9/2025) melaporkan bahwa FAA telah menyatakan kesimpulannya berupa Mitigated Finding of No Significant Impact — bahwa dengan langkah mitigasi tertentu, rencana ekspansi tidak akan menimbulkan dampak signifikan terhadap lingkungan.
Adapun mitigasi yang diminta mencakup kewajiban izin tambahan sebelum pembangunan fasilitas baru, penggunaan pencahayaan ramah penyu laut pada malam hari, hingga survei populasi satwa liar seperti burung Florida scrub-jay dan ular eastern indigo snake sebelum konstruksi.
FAA juga menilai sistem deluge — yang menyemprotkan air dalam jumlah masif ke landasan saat lepas landas untuk meredam panas dan kebisingan mesin roket — tidak berisiko besar mencemari perairan sekitar. Sistem inilah yang sebelumnya menjadi polemik di site peluncuran Starbase, Texas, hingga memunculkan gugatan dari kelompok lingkungan.
Meski kajian lingkungan rampung, SpaceX masih harus mendapatkan modifikasi lisensi peluncuran FAA untuk resmi menaikkan jumlah penerbangan. Departemen Angkatan Udara AS juga harus menyetujui rencana ini karena landasan berada di area militer Space Force.
Jika semua izin rampung, langkah ini akan mendukung tren peningkatan agresif SpaceX. Dari 60 peluncuran pada 2022, angka itu naik lebih dari dua kali lipat menjadi 132 peluncuran pada 2024.
Sebelumnya, Layanan Internet Starlink milik SpaceX rencananya akan mengeluarkan produk “komunitas” baru yang memungkinkan banyak pelanggan berbagi akses ke layanan melalui terminal tunggal berbentuk piringan dengan harga sewa yang lebih murah.
Produk tersebut diberi nama Starlink Community, mereka telah mengunggah detail produk tersebut pada halaman dukungan. Website untuk program Starlink Community juga sudah dibuat, walaupun tampak belum berfungsi sepenuhnya untuk saat ini.
Disebutkan juga dalam laman tersebut, bahwa harga yang dipatok untuk paket Starlink Community adalah sebesar US$60 atau sekitar Rp970.000 per bulan, lebih murah dari paket Residential Lite seharga US$80 atau sekitar Rp1,29 juta per bulan (kurs: Rp16.233).
Gagasan layanan internet komunitas terdistribusi sebenarnya bukan hal baru dalam bidang penyediaan internet satelit. OneWeb sudah melakukan hal serupa, dan pada Mei lalu, Starlink juga menyarankan pada pengecer dan pemasang layanannya agar pemilik sistem utama dapat memperoleh komisi untuk setiap pelanggan.
Disclaimer: Semua artikel yang ada di blog ini hanyalah contoh atau dummy untuk keperluan pembuatan dan demo template Blogger. Kontennya tidak mencerminkan informasi atau berita yang sebenarnya.